Introvert dan Avoidant: Serupa Tapi Tak Sama



Mengenal Kakak Beradik ini Secara Umum

Belakangan ini istilah Introvert sering sekali kita dengar. Sepertinya kita sudah tak asing dengan kata tersebut. Introvert secara sederhana adalah kebalikan dari ekstrovert. Jika ekstrovert adalah orang yang suka berkumpul dengan banyak orang, menyukai keramaian, dan tidak suka sendiri. Maka, introvert justru sebaliknya. Orang-orang dengan kepribadian ini lebih menyukai kesendirian. Mereka akan membatasi interaksi dengan satu atau dua orang saja. Namun, tidak menutup kemungkinan mereka bisa berinteraksi dalam kelompok kecil.

Istilah lain yang sedang populer saat ini adalah avoidant. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa introvert adalah orang yang memiliki keterbatasan dalam berinteraksi, avoidant juga tak beda jauh. Namun, mereka adalah dua kepribadian yang sangat berbeda. Tidak semua introvert adalah avoidant, tetapi bisa dikatakan jika sebagian besar avoidant adalah orang-orang introvert.

Kedua istilah tersebut terlihat serupa, namun sebenarnya mereka sangat berbeda. Kira-kira masuk kategori manakah kalian? Introvert ataukah Avoidant? Coba cek ciri-cirinya di bawah;

 Baca: Manfaat Mandi Hujan


Ciri-ciri Introvert

Ilustrasi: introvert yang lebih nyaman bekerja sendiri. (Source: Freepik)

Introvert adalah jenis kepribadian yang cenderung lebih senang berfokus pada pikiran dan perasaan sendiri, serta menikmati waktu sendirian untuk memulihkan energi. Mereka merasa lebih nyaman dengan interaksi yang lebih kecil dan inten, dan dapat merasa lelah setelah berinteraksi dengan banyak orang dalam waktu lama.

Berikut ciri-ciri umum introvert yang banyak diketahui:

  • Merasa lelah setelah berinteraksi dengan orang lain
  • Tidak masalah untuk menghabiskan waktu sendirian, bahkan cenderung lebih menikmatinya
  • Tidak terlalu banyak memiliki teman
  • Lebih suka berinteraksi atau berkumpul dengan sekelompok kecil orang
  • Tidak suka membuang waktu dan energi untuk obrolan yang tidak penting
  • Selalu mempertimbangkan pilihan kata sebelum berbicara
  • Suka suasana hening dan tenang
  • Senang menjadi pendengar yang baik
  • Tidak terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu
  • Sering tenggelam dalam pikiran sendiri
  • Lebih suka menulis daripada berbicara
  • Sebelum mencoba hal baru, introvert lebih suka mengamati setiap langkahnya hingga tuntas
  • Tertarik dengan pekerjaan yang sifatnya individual
  • Tidak tertarik dan kurang nyaman untuk menjadi pusat perhatian

 

Baca: Kualitas VS Kuantitas Pertemanan


Ciri-ciri Avoidant

Ilustrasi: Seseorang yang lebih nyaman melakukan kegiatan seorang diri. (Source: Freepik)

Avoidant dalam konteks psikologi dan hubungan adalah seseorang yang cenderung menghindari keterikatan emosional atau interaksi sosial, seringkali karena rasa takut ditolak, cemas, atau merasa tidak mampu. Dalam konteks "avoidant personality disorder" atau "gangguan kepribadian menghindar," ini merujuk pada kondisi di mana seseorang secara konsisten menghindari interaksi sosial karena rasa takut dan cemas yang berlebihan. 

Secara umum, avoidant mengacu pada kecenderungan untuk menghindari sesuatu, baik itu interaksi sosial, keterikatan emosional, atau situasi yang memicu rasa tidak nyaman.

Ciri-ciri avoidant antara lain:

·   Menghindari aktivitas yang melibatkan interaksi dengan orang lain karena merasa takut akan kritikan, celaan, atau penolakan orang lain.

·         Tidak mau berinteraksi dengan orang lain kecuali mereka yakin akan disukai.

·         Terkesan kaku dalam hubungan pribadi karena takut merasa malu atau dipermalukan.

·         Selalu khawatir akan dikritisi atau ditolak pada situasi sosial.

·     Enggan terlibat dalam situasi interpersonal yang baru, seperti berkenalan, karena merasa minder akan dirinya.

·      Cenderung merasa tidak kompeten, tidak menarik, atau merasa lebih rendah dibandingkan orang lain.

·      Sangat ragu untuk mengambil risiko atau terlalu takut untuk memulai aktivitas yang baru karena takut merasa malu.

 

Baca: Dampak dan Pemicu Quiet Quitting


Tips Pengembangan Diri

Dari pengertian dan beberapa ciri-ciri yang disebutkan di atas menjelaskan bahwa introvert dan avoidant adalah dua karakteristik yang berbeda. Mereka sama-sama suka menyendiri, namun introvert masih memungkinkan untuk berinteraksi dengan beberapa kelompok kecil.

Kalian yang merasa introvert atau avoidant tidak perlu merasa khawatir atauapun rendah diri. Kita tetap bisa produktif tanpa harus tampil di depan banyak orang. Intinya, kenali potensi dirimu. Gali dan cari hal-hal apa yang kamu senangi. Lalu, mulailah menggelutinya dengan serius. Jika perlu ambillah kursus untuk memperdalam ilmu yang kalian sukai. Kalian tetap bisa berkarya dengan kemampuan yang kalian miliki.

Bekerja dibalik layar tidak sepenuhnya buruk. Justru orang-orang yang berada di balik layar dituntut untuk memiliki tingkat kreativitas yang tinggi. Mereka juga dituntut untuk teliti dan disiplin. Mengapa? Karena orang-orang di balik layar biasanya memiliki konsep dan ide-ide yang cemerlang. Contoh, seorang penulis atau programmer. Dia akan bekerja dan “menyendiri” dalam waktu yang lama untuk mencari inspirasi dan ketenangan. Setelahnya, dia akan menghasilkan karya luar biasa yang bisa dinikmati banyak orang. Jadi, menjadi introvert atau avoidant bukanlah alas an bagi kita untuk berdiam diri dan tidak produktif.

Posting Komentar

34 Komentar

  1. Berarti tipe avoidan ini di atas introvert yah, ada beberapa kriteria yang masuk ke kharakter saja berarti saya bukan tipe ini hehe..seperti saya masih bisa berinteraksi dengan orang banyak, meski terkadang merasa lelah juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Kak. Untuk avoidant memang cenderung ada kecemasan saat akan bertemu atau berkumpul dengan banyak orang. Ada ketakutan untuk di tolak atau akan mengalami konflik. jadi, mereka lebih suka sendiri.

      Hapus
  2. Sejak tahu istilah Avoidant, aku jadi ngerasa ada sisi itu dalam diriku. Ketemu banyak orang tuh kaya nguras energi banget. Semoga bisa keluar dari ini sih, berkumpul dengan orang lain jika memang diperlukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tos dulu kita! Hahaha. Sempet beberapa kali agak kurang nyaman tiap ada acara kumpul-kumpul gitu. Takut berkonflik dan salah bersikap sebenarnya. Karena tiap pulang pasti kepikiran, "duh, tadi salah ngomong ngga, ya?"

      Hapus
  3. Cuma mungkin kalo avoidant agak sedikit negatif ya karena menghindari sosialisasi, kalo introvert tidak menghindari sosialisasi hanya lebih fokus dan tenang jika sendiri ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, introvert tetep bisa bersosialisasi dengan kelompok besar sekalipun nanti energinya akan cepat habis. Tapi avoidant lebih ke penolakan karena takut akan berkonflik. Sebenernya ini sinyal bahaya dari tubuh, sih. Jangan sampe ke tahap yang lebih parah.

      Hapus
  4. Wahh, serupa tp ngga sama sihh. Introvert itu mnrtku bukan brrti dia rendah diri. Introvert hanya perlu me time utk charge energi sosialnya yg udh habis.

    Tp aku yg introvert ini trnyata kadang merasa avoidant sih hehe, apalagi saat iman lg turun. Nnti ada masanya jg balik semangat lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul banget. introvert cuma butuh waktu sendiri buat recharge energi. kalau udah ON, apalagi ngumpul sama yang sefrekwensi bisa lebih gila dari anak ekstrovert loh! hahaha...

      Hapus
  5. Konteks bedanya lebih ke sosialisasi yaa kak.. huhu gimana kalo introvert dah abis energinya bisa dikatakn menjadi avoident ndak kak? wkwkwk

    Tapi emang balik lgi ke kepribadian yaa, kalo introvert ini kepribadian tapi avoident lebih ke gangguan kepribadian gituu yaa kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup! kalo avoidant itu sudah sedikit warning dari tubuh. harus lebih hati-hati biar ngga jadi gangguan AVPD

      Hapus
  6. Dari ciri2 yg dijelaskan, sepertinya aku introvert tapi bukan avoidant. Meski tetap harus hati2 juga ya.. Terima kasih sharing infonya ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyup, kalo masih di tahap introvert berarti aman-aman aja kak.

      Hapus
  7. Aku baru tahu ada tipe avoidant ini. Biasanya yang terdengar tuh: introverst, extrovert dan ambivert. Kalau dilihat lagi avoidant ini semacam overthinking atau kecemasan berlebih tentang interaksi sosial ya, Mbak. Jadi kebanyakan orang-orang dengan tipe ini, cenderung membatasi berinteraksi dengan dunia sosialnya. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, avoidan lebih ke takut ketemu orang. mereka takut saat bertemu akan ada konflik. entah salah ngomong atau salah sikap. jadi mereka cenderung mentyendiri

      Hapus
  8. Aku baru tahu istilah ini, Kak. Mungkin untuk orang yang sering overthinking masuk ke avoidan ini ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. belum tentu juga kak. OVT juga bisa ke introvert kok. tapi misal OVT nya agak mengganggu keseharian, bisa langsung mnta bantuan ke tenanga profesional, ya. biar cepat teratasi.

      Hapus
  9. Avoidant ini kan ada masuk rasa cemasnya juga yaa...apakah perlu berkonsultasi dengan prsikolog jika rasa cemasnya meningkat? Sejauh mana avoidant ini dikategorikan normal mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. jika dirasa avoidant sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, perlu konsultasi, ya. karena bisa ke arah AVPD

      Hapus
  10. Wow ini insight baru buat saya. Kirain kalau introvert itu auto avoidant, ternyata beda ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda, Kak. Ngga semua intgrovert itu avoidant. Tapi kalo avoidant biasanya introvert banget. hehehe

      Hapus
  11. Selama ini pahamnya hanya introvert dan ekstrovert, ternyata ada Avoidant. Sepertinya kudu makin banyak belajar nih berkaitan dengan hal ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. yeaay! jadi nambah lagi ya, kak ilmunya. Seneng kalo tulisan ini bisa bermanfaat. :)

      Hapus
  12. Dari artikel ini aku baru tau ada yang namanya avoidant. Tau ku cuman introvert sama ekstrovert aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe... iyup bener banget, di atas introvert ada avoidant. semoga bermanfaat ya, kak.

      Hapus
  13. Udah lama denger istilah avoidant ini, tapi baru kali ini baca lebih dalam lagi. Lebih menyendiri dari introvert berarti ya avoidant ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup! kalo udah terlalu parah dan mengganggu aktivitas bisa mengarah ke AVPD

      Hapus
  14. Aku baru tahu soal avoidant lebih dalam lagi. Jadi lebih paham perbedaan anatara introvert dan avoidant. Saya Sering ketemu introvert yang tetap percaya diri saat mereka bertemu dengan banyak orang. Apakah orang introvert belum tentu avoidant ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. belum tentu, kak. introvert lebih ke cepet abis aja energinya kalo di temnpat ame. tapi tetep bisa aktif kok. bisa seru-seruan juga rame-rame.

      Hapus
  15. Untuk tau punya karakter introvert, extrovert dan ambivert ada tes onlin-nya.
    Namun Avoidant, rasanya aku belum pernah tau hasil yang demikian.
    Apakah ada tes yang bisa diikuti untuk mengetahui apakah termasuk atau ada potensi memiliki karakter yang demikian?

    Haturnuhun.
    Aku jadi tau ada Avoidant juga di sekitar kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa tes MBTI, bisa juga dilihat keseharian, kak. misal, serig ngerasa capek abis kertemu banyak orang dan butuh waktu buat diem. biasanya yang kayak gini cenderung ke introvert.

      Hapus
  16. Ada pula namanya Avoidant ya? Kirain yang belakangnya -vert aja.
    Daku cenderung ke introvert ternyata kalao baca ciri²nya hehe

    BalasHapus
  17. BAru tahu nih istilah avoidant, menurutku lebih parah avoidant ya daripada introvert. Bagaimana ya cara mengenali diri ini termasuk introvert atau yang lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa cob ates MBTI, atau mengamati pola aktivitas sehari-hari. orang introvert biasanya akan merasa lelah kalau berada di tengah kerumunan terlalu lama.

      Hapus